anak-anak sekolah sepulang tawuran (ilustrasi)
Di hari jumat yang panas dan cerah ini, segera kutinggalkan warnet, kukunci, dan seperti biasanya kubiarkan beberapa orang pelanggan "terkunci sementara" di dalam warnet. Nanti sepulang shalat jumat, warnet akan kubuka kembali.
Di perjalanan menuju mesjid di daerah Cikiray, kulewati trotoar di pertigaan jalan RE. Martadinata dan Juanda. Tiba-tiba sekelompok anak sekolah tergopoh-gopoh berlarian seperti hendak memburu sesesorang. Oh ternyata, mereka sedang tawuran. Seorang anak sekolah menengah berlari melewatiku yang sedang berjalan gontai namun waspada, dengan membawa dua buah batu seukuran setrika. Ia berlari kencang memburu lawan tawurannya yang kabur dengan angkutan umum. Namun, langkahnya terhenti mendengar teriakan seorang supir angkot yang memarahi mereka yang tawuran. Dan dua batu itu pun ia jatuhkan sembarangan di trotoar, dan berjalan berbalik arah denganku yang hendak pergi ke mesjid.
Sepanjang jalan ke mesjid, aku berpikir tentang anak-anak itu. Aku merasa kasihan terhadap mereka. Mereka seperti tidak terpanggil untuk melakukan sesuatu yang baik untuk diri mereka dan orang lain. Dan yang tidak terpanggil itu adalah hati mereka. Jika mereka adalah muslim, hati mereka pun tidak terpanggil untuk shalat Jumat.
Di dalam Ash-Shahi disebutkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh kalian dan tidak pula rupa kalian, tetapi Dia melihat hati kalian." [Hadits Riwayat Muslim]
Karena hati adalah cerminan akhlaq setiap manusia, bila hati seseorang itu rusak maka rusak pulalah jasadnya.
Di dalam hadist Rosulullah SAW, disebutkan bahwa “….di dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad itu seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah jasad itu seluruhnya. Alaa wahiyal qolbu. Itulah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).
Itulah hati yang selalu menjadi raja dalam diri kita, apa bila kita tidak mengendalikannya dengan baik, maka hati itu akan menjerumuskan kita pada perbuatan dosa, syirik, dengki, dendam dan pemarah. Setiap manusia di berikan hati oleh Allah swt untuk menentukan satu kebaikan, apa bila hati itu tidak di bimbing dengan baik, maka dia akan rusak, serta membawa jasad kita pada keburukan akhlaq. Nauzubillahi min zalik.
Selesai shalat Jumat, aku kembali ke warnet. Sepanjang jalan, kuperhatikan para sopir angkot yang memarkirkan angkotnya mencari penumpang. Kembali aku pun merasa kasihan terhadap mereka yang tidak terpanggil itu.
Padahal, kalau dipikir lebih jauh lagi, Allah-lah memberi kita nikmat hidup dan rezeki tiada henti pada detik demi detik kita hidup. Mengapa di antara kita masih ada yang tidak terpanggil untuk menghadap-Nya untuk beberapa saat saja?
No comments:
Post a Comment